Menyunting berita dalam sebuah surat kabar memegang peran yang sangat penting sekali. Baik dan buruknya tampilan dari suatu surat kabar sangat ditentukan oleh keahlian redakturnya dalam menyunting berita. Seorang redaktur yang kreatif tentunya dapat membuat suatu surat kabar memiliki ciri khas tersendiri yang membedakann surat kabar tersebut dari surat kabar lain, sehingga penyajian berita-beritanya mendapat tanggapan yang positif dari para pembaca. Sebelum membahas mengenai teknik-teknik menyunting berita, ada baiknya kita harus mengetahui pengertian/definisi menyunting terlebih dahulu. Menurut KBBI (2009:1106), menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
Setelah kita mengetahui definisi dari menyunting,
selanjutnya akan kami bahas mengenai teknik-teknik menyunting berita:
A.
Membaca ulang konsep dasar teks/karangan/naskah dengan penuh ketelitian dan
kehati-hatian.
B.
Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam
penggunaan bahasa, meliputi:
a. Kesalahan
penggunaan kata baku dan tidak baku
b. Penggunaan
kata yang tidak baku dalam suatu karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian
maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang
penulis. Oleh karena itu, seorang editor/penyunting berita dapat menggunakan
pedoman ataupun kamus bahasa Indonesia revisi terbaru sebagai acuan. Contoh:
kata akhli seharusnya ditulis ahli, kata apotik seharusnya ditulis apotek, kata
atlit seharusnya ditulis atlet.
c. Kesalahan
ejaan
Di bagian ini, penyuntingan yang
dilakukan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul, gelar
seseorang, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, dll.
d. Kesalahan
tanda baca
Pada bagian ini, penyuntingan yang
dilakukan meliputi koreksi terhadap
penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda
seru (!), tanda tanya (?), tanda titik dua ( :
), tanda titik dua koma (;), dan tanda baca yang
lain.
e. Kesalahan
diksi atau pilihan kata
Pada tahapan ini, penyunting harus
memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang digunakan
dalam kalimat. Biasanya penyunting dapat mengganti kata yang tidak padu dengan
kata lain yang dirasa lebih sesuai untuk digunakan.
f. Kesalahan
struktur
Di bagian ini, penyunting dapat
memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat
teks karangan, apakah kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan aturan yang
berlaku atau belum (dalam hal ini penempatan subjek, predikat, objek,
pelengkap, keterangan harus dipastikan tepat dan tidak tertukar).
g. Kesalahan
konjungsi atau kata hubung
Pada tahap ini, penyunting harus
benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks/karangan agar tidak salah
dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan/teks berita yang padu pasti
memiliki kata penghubung yang tepat.
C.
Memperhatikan tata letak (layout)
tulisan/naskah yang meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub
judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.
D.
Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapian antar kata, kalimat,
maupun paragraph
E.
Memperbaiki kesalahan teks atau karangan yang telah diidentifikasi sebagaimana
yang telah tersebut di atas dengan cara menghapus, mengganti, atau menambah
unsure-nsur bahasa dalam tulisan.
F.
Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting dapat membaca ulang teks/karangan
yang telah disunting sebelum dipublikasikan ke khalayak ramai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar