Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
menyusun dan menulis Newsletter
:
1. Tentukan Format Newsletter
Apakah newsletter akan
dicetak atau dikirim dalam bentuk E-mail? Jika dicetak, apakah cukup dengan dua
sampai empat halaman atau lebih? Akankah dicetak dengan warna hitam putih, dua
atau empat warna? Perlukah mempergunakan
logo perusahaan? Tata letak yang menarik juga terkadang membutuhkan tenaga
ahli. Semuanya perlu dipertimbangkan karena berhubungan dengan anggaran.
2. Selalu
Pikirkan Publik Sasaran
Apa
yang relevan bagi publik?
Hal-hal apa saja yang penting? Menjadi suatu tantangan bagi para praktisi untuk
menemukan cara agar pembaca merasa nyaman saat menyimak informasi yang ada.
Ketika Publik sasaran adalah publik internal dari sebuah lembaga pendidikan
bahasa inggris, misalnya, akan lebih baik newsletter ditulis dalam
bahasa inggris.
3. Menjaga
Keteraturan Penerbitan
Praktisi
Public Relations harus bersikap realistis terhadap seberapa jauh dia
mampu secara teratur menulis dan mengedarkan newsletter. Harus diingat
bahwa seorang praktisi tidak hanya menulis. Oleh karena itu, ada baiknya
mengajak bagian lain untuk menulis newsletter perusahaan dan
praktisi akan bertindak sebagai editor.
4. Mulailah dengan Tulisan yang
Memiliki Latar
Belakang yang baik
Newsletter yang paling mendasar
harus terdiri dari beberapa item berita singkat, cerita lead, dan pesan dari
pihak manajemen. Baru kemudian dikembangkan dengan memasukan tulisan feature,
kolom, editorial, kartun, berita organisasi, dsb. Seringkali riset pustaka
dan wawancara
perlu dilakukan untuk membangun
cerita yang kuat. Cerita yang ditulis tanpa dasar akan menggangggu reputasi
perusahaan jika dikemudian hari diketahui bahwa praktisi tidak jujur dalam
penulisan berita atau feature dalam newsletter.
5. Gunakan Headline dalam
Setiap Artikel dan Captions untuk setiap Gambar
Terkadang, newsletter untuk hotel, restoran, atau spa, lebih didominasi oleh
gambar yang cerah untuk menarik public sasaran. Newsletter dari
industry jasa tersebut seringkali berisi produk jasa atau makanan yang
ditawarkan.
6. Pertimbangkan
Bagaimana Newsletter akan Dibaca Sebelum Mempertimbangkan Penampilan.
Grafik yang atraktif
dapat mengganggu isi newsletter. Isi yang relevan dan ditulis
dengan baik harus dapat di baca sebagai sebuah artikel walaupun sederhana.
Selain itu, newsletter yang dikirim lewat email juga akan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan versi cetak.
7. Lead Dengan Item yang
Kuat Memiliki Daya Tarik yang Kuat
Belajarlah
dari intitusi media massa terbaik. Seseorang memutuskan untuk membaca atau
tidak dalam hitungan detik. Editorial atau pesan dari pimpinan harus memiliki
ruang tetap setelah item lead. Berita organisasi atau yang lebih
spesifik ditempatkan sesudahnya. Hal tersebut akan berpeluang terhadap
pemberian perhatian. Sementara yang sudah familiar dengan newsletter anda
akan tahu di mana harus mencari informasi yang mereka ingikan.
8. Pelajari Perbedaan antara Informasi Sederhana
dengan Sebuah Cerita
Informasi
menjadi sebuah cerita ketika seseorang membicarakannya. Kutip beberapa sumber
saat menulis cerita. Kutipan membuat cerita menjadi lebih hidup. Kutipan
diharapkan dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama yang
ditulis dalam newsletter.
9. Newsletter yang Berhasil Tergantung
pada Sumber yang Banyak dan Terpercaya
Pertimbangkanlah kotak
penghargaan yang berisi daftar orang yang member kontribusi terhadap penulisan
sebuah isu. Hal itu akan mendorong seseorang untuk membantu dan memotivasi
orang lain agar bersedia berpartisipasi.
10.
Selalu Berusaha
Mendapatkan Respon dari Pembaca atau Publik Sasaran.
Amati publik bagaimana membaca newsletter. Bicaralah
dengan beberapa pembaca sebagai testimoni setelah
penerbitan. Lakukan survei readership secara teratur. Analisis
apa yang terjadi. Hal itu penting untuk perbaikan newsletter di
masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar